
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penumpang pada penerbangan domestik dalam beberapa bulan terakhir mengalami penurunan. Penurunan disebabkan oleh beberapa kebijakan dari maskapai penerbangan seperti dari harga tiket dan penerapan bagasi berbayar.
Simak: Penumpang Pesawat Dibolehkan Bawa Senjata dan Peluru, Asalkan..
"Khusus untuk Januari ini, terjadi karena ada penundaan penerbangan, itu sempat terjadi," kata Deputi Kepala BPS Yunita Rustanti dalam konferensi pers di Gedung Pusat BPS, Jakarta Pusat, Jumat, 1 Maret 2019.
Kenaikan harga tiket, ditambah persoalan bagasi berbayar ini sebelumnya telah menuai dampak di berbagai bandara di Indonesia. Di Bandara Internasional Minangakabau, Pada, Sumatera Barat, misalnya, ada sedikitnya 2.000 penumpang di Bandara Minangkabau berkurang setiap harinya diduga akibat mahalnya tiket pesawat sejak akhir 2018.
Masyarakat sudah merasakan kenaikan harga tiket sejak awal Januari 2019. Sehingga muncullah petisi dari masyarakat untuk menuntut penurunan harga tiket pesawat pada minggu pertama Januari. Barulah dalam beberapa minggu terakhir di bulan Februari, maskapai seperti Garuda Indonesia mulai menurunkan harga tiketnya hingga 40 persen.
Dari banyak bandar udara di Indonesia, BPS melakukan pemantauan di lima bandara utama yaitu Bandara Polonia dan Kualanamu di Medan, Sumatera Utara; Bandara Soekarno Hatta di Tangerang, Banten; Bandara Juanda di Surabaya, Jawa Timur; Bandara I Gusti Ngurah Rai di Bali; dan Bandara Hasanuddin di Makassar, Sulawesi Selatan.
Dari data tersebut, penurunan jumlah penumpang sebulan terakhir ternyata terjadi di Bandara Soekarno Hatta hingga mencapai 23,3 persen, dari semula 1,8 juta pada Desember 2018 menjadi 1,4 juta pada Januari 2019. Lalu diikuti oleh Bandara Juanda sebesar 12,7 persen dan Bandara Ngurah Rai sebesar 9,8 persen
Sementara dalam empat bulan terakhir, penurunan penerbangan pesawat juga terjadi paling besar di Soekarno Hatta mencapai 24,6 persen, diikuti oleh Bandara Hasanuddin Makassar dengan 20,4 persen dan Juanda 18,9 persen, Ngurah Rai 11 persen serta Bandara Polonia dan Kualanamu sebesar 8,5 persen. Tapi menariknya dalam sebulan terakhir, penumpang di dua bandara di Sumatera Utara ini justru naik 9 persen.
Dari data BPS, kenaikan penerbangan domestik terakhir kali terjadi pada Oktober 2018. Saat itu, jumlah penerbangan mencapai 8,11 juta orang, naik dari bulan sebelumnya yang hanya 7,59 juta orang. Setelah itu, jumlah penerbangan terus turun menjadi 7,57 juta orang pada November 2018, 7,93 juta pada Desember 2018, dan anjlok hingga 6,66 juta pada Januari 2019.

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penumpang pada penerbangan domestik dalam beberapa bulan terakhir mengalami penurunan. Penurunan disebabkan oleh beberapa kebijakan dari maskapai penerbangan seperti dari harga tiket dan penerapan bagasi berbayar.
Simak: Penumpang Pesawat Dibolehkan Bawa Senjata dan Peluru, Asalkan..
"Khusus untuk Januari ini, terjadi karena ada penundaan penerbangan, itu sempat terjadi," kata Deputi Kepala BPS Yunita Rustanti dalam konferensi pers di Gedung Pusat BPS, Jakarta Pusat, Jumat, 1 Maret 2019.
Kenaikan harga tiket, ditambah persoalan bagasi berbayar ini sebelumnya telah menuai dampak di berbagai bandara di Indonesia. Di Bandara Internasional Minangakabau, Pada, Sumatera Barat, misalnya, ada sedikitnya 2.000 penumpang di Bandara Minangkabau berkurang setiap harinya diduga akibat mahalnya tiket pesawat sejak akhir 2018.
Masyarakat sudah merasakan kenaikan harga tiket sejak awal Januari 2019. Sehingga muncullah petisi dari masyarakat untuk menuntut penurunan harga tiket pesawat pada minggu pertama Januari. Barulah dalam beberapa minggu terakhir di bulan Februari, maskapai seperti Garuda Indonesia mulai menurunkan harga tiketnya hingga 40 persen.
Dari banyak bandar udara di Indonesia, BPS melakukan pemantauan di lima bandara utama yaitu Bandara Polonia dan Kualanamu di Medan, Sumatera Utara; Bandara Soekarno Hatta di Tangerang, Banten; Bandara Juanda di Surabaya, Jawa Timur; Bandara I Gusti Ngurah Rai di Bali; dan Bandara Hasanuddin di Makassar, Sulawesi Selatan.
Dari data tersebut, penurunan jumlah penumpang sebulan terakhir ternyata terjadi di Bandara Soekarno Hatta hingga mencapai 23,3 persen, dari semula 1,8 juta pada Desember 2018 menjadi 1,4 juta pada Januari 2019. Lalu diikuti oleh Bandara Juanda sebesar 12,7 persen dan Bandara Ngurah Rai sebesar 9,8 persen
Sementara dalam empat bulan terakhir, penurunan penerbangan pesawat juga terjadi paling besar di Soekarno Hatta mencapai 24,6 persen, diikuti oleh Bandara Hasanuddin Makassar dengan 20,4 persen dan Juanda 18,9 persen, Ngurah Rai 11 persen serta Bandara Polonia dan Kualanamu sebesar 8,5 persen. Tapi menariknya dalam sebulan terakhir, penumpang di dua bandara di Sumatera Utara ini justru naik 9 persen.
Dari data BPS, kenaikan penerbangan domestik terakhir kali terjadi pada Oktober 2018. Saat itu, jumlah penerbangan mencapai 8,11 juta orang, naik dari bulan sebelumnya yang hanya 7,59 juta orang. Setelah itu, jumlah penerbangan terus turun menjadi 7,57 juta orang pada November 2018, 7,93 juta pada Desember 2018, dan anjlok hingga 6,66 juta pada Januari 2019.
https://bisnis.tempo.co/read/1180791/jumlah-penumpang-pesawat-di-bandara-soetta-turun-paling-anjlok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar